“MENUJU SEJUTA SERTIFIKASI HALAL GRATIS BAGI UMKM
Disusun :
Suci Wulandari
20200803119
Fakultas Ilmu Komputer, Prodi Sistem Informasi, Universitas Esa Unggul Jakarta
PENDAHULUAN
Terbatasnya pelaku usaha yang mendapatkan sertifikasi jaminan halal, khususnya pelaku usaha berskala mikro dan kecil. Salah satu penyebabnya, pelaku usaha masih dihadapkan pada tantangan keterbatasan kapasitas (modal dan teknologi), serta keterbatasan pendampingan. Dalam rangka memfasilitasi pencanangan gerakan sejuta sertifikasi halal, penguatan kelembagaan asosiasi pelaku usaha perempuan dalam mendukung pembinaan kepada pelaku usaha, serta penyediaan showcasing bagi keberhasilan ekonomi dan keuangan syariah, akan dilaksanakan High Level Policy Discussion untuk mengakselerasi gerakan sertifikasi halal.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang penting bagi perekonomian Indonesia. Dengan jumlah yang mencapai 64 juta, kelompok usaha ini berkontribusi secara signifikan bagi upaya pemulihan ekonomi nasional. Oleh karena itu diperlukan dukungan yang maksimal dari berbagai pihak, terutama terkait dengan sertifikasi halal. Mengingat hingga saat ini masih sangat terbatas produk UMKM yang telah mendapatkan sertifikasi halal.
Dengan adanya sertifikasi halal, maka akan mendorong penambahan nilai (value added) bagi pelaku usaha UMKM. Sementara bagi konsumen, hal itu akan memberikan rasa aman dalam mengkonsumsi produk UMKM. Untuk itu, Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia (PPUMI) bersama Bank Indonesia dan BPJPH menginisiasi "Gerakan Satu Juta Sertifikasi Halal Gratis bagi UMKM".
Ketua Umum PPUMI, Munifah Syanwani, menyatakan bahwa organisasinya berkomitmen penuh untuk mendukung penguatan UMKM di Indonesia. Sebagai langkah awal dengan memberikan keyakinan bagi konsumen dan mendorong adanya sertifikasi halal bagi sektor usaha makanan dan minuman melalui gerakan sejuta sertifikasi halal. "PPUMI bertugas untuk mengkolaborasikan UMKM. Dari situ kami bergerak untuk bekerja sama dengan Bank Indonesia dan BPJPH mendorong sertifikasi halal bagi UMKM,".
PPUMI juga mendukung penuh para perempuan pelaku UMKM melalui rangkaian kolaboratif program dengan Instansi/Kementerian terkait, dalam rangka memperkuat UMKM Indonesia, baik dari sisi pendampingan dan penguatan SDM, kelembagaan, serta standarisasi. Dalam kesempatan ini, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo juga menegaskan bahwa Bank Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan UMKM di Indonesia. Dukungan ini diberikan dengan memberikan beberapa fasilitasi, termasuk sertifikasi halal, supaya UMKM bisa meningkatkan perekonomian keluarga dan masyarakat.
KEGIATAN SESI 2 ( Pelatihan)
Pada kegiatan forum khadijah ini kita bisa mendapatkan banyak ilmu mengenai UMKM.Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Hal itu bisa terlihat dari kemampuan UMKM yang berkontribusi sebesar 60,51% bagi PDB, menyerap 96,92% tenaga kerja, serta menyumbang 15,16% ekspor non migas.
Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto/mewakili Presiden RI saat didaulat memberikan arahan pada acara Forum Khadijah bertajuk “Menuju Sejuta Sertifikasi Halal Gratis Bagi UMKM”..
Bapak Airlangga juga mengatakan, jika dilihat dari jumlah usaha yang ada di Indonesia, 99% didominasi UMKM yaitu sebesar 64,2 juta pelaku usaha. Dari jumlah tersebut sebanyak 37 UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan. Karena itu perempuan memiliki peran yang tidak dapat dipandang sebelah mata dalam partisipasinya untuk menggerakkan roda perekonomian.
“Kaum perempuan yang memang secara naluri memiliki keinginan untuk survive bagi keluarganya sehingga mendorong mereka menjadi entrepreneur,” ujar Menko Airlangga. Dibandingkan dengan rata rata dunia lanjut Menko, perempuan Indonesia memiliki rasio kepemilikan usaha yang lebih tinggi. Dari data google dan Kantor pada tahun 2020 menunjukkan saat ini respon perempuan perempuan di Indonesia semakin positif untuk berwirausaha.
Di mana jumlah perempuan di Indonesia yang telah berwirausaha sebanyak 49%, dan perempuan yang ingin berwirausaha pada masa yang akan datang sebanyak 45%. Perempuan yang memanfaatkan digital juga cukup banyak yaitu sekitar 35% dari seluruh penjualan online Indonesia.
Menurut Bapak Menko, terkait penjualan secara online, masih banyak UMKM yang belum memanfaatkan teknologi digital dalam melaksanakan usahanya, yang diperkirakan baru sebanyak 24% UMKM yang telah menggunakan e-commerce dalam melakukan pemasaran produknya.
Potensi ekonomi digital di Indonesia diprediksi menjadi yang terbesar di Asia Tenggara tahun 2025, yaitu sebesar Rp 1.738 triliun. Saat ini jumlah penggunaan telepon seluler di Indonesia 345,3 juta unit, lebih besar dari jumlah populasi penduduk. Sementara itu terdapat pengguna internet aktif sebanyak 202,6 juta jiwa.
“Dengan demikian, salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM termasuk kaum.perempuan adalah dengan melakukan transformasi usaha melalui pemanfaatan teknologi digital. Namun peralihan pemanfaatan teknologi digital tidak dapat dilakukan begitu saja, namun perlu diiringi peningkatan kualitas produk, kapasitas produksi serta literasi digital agar mampu melakukan transaksi dari secara optimal,” imbuh pak Airlangga.
Pak Menko, digitalisasi merupakan sesuatu yang perlu didorong terutama di tengah berbagai tantangan akibat pandemi Covid-19, yang menyebabkan terjadinya perubahan perilaku yang sering disebut “fenomena ekonomi minim pertemuan tatap muka”, atau “Less Contact Economy” di mana teknologi digital berperan sentral untuk menunjang aktivitas masyarakat dan menghubungkan interaksi antar manusia.
Pak Menko Airlangga menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Mandalika Lombok NTB. Terdapat salah satu UMKM yang bergerak di bidang makanan ringan mengikuti pelatihan Kartu Pra Kerja yang dapat meningkatkan usahanya dengan memanfaatkan digitalisasi.
“Dengan mengikuti program Kartu Pra Kerja yang bersangkutan belajar mengikuti promosi, perbaikan packaging, bagaimana memotret dan memasukan ke dalam e-commerce, dan Alhamdulillah omsetnya naik menjadi Rp.30 juta perbulan,” pungkas Menko Airlangga. (Yannes).
Peran Strategis UMKM
Peran Strategi UMKM, Potensi dan tantangan UMKM dalam perekonomian Indonesia.
UMKM memiliki peran strategis sebagai sumber pertumbuhan perekonomian Indonesia, namun UMKM masih memiliki tantangan antara lain, terbatasnya akses pembiayaan, kesiapan digital dan akses pemasaran.
Potensi Indonesia
Potensi digitalisasi dalam pengembangan UMKM meningkat, seiring dengan pesatnya perkembangan ekosistem digital sebesar 265 juta penduduk di tahun 2018.
Pengguna terbesar digitalisasi di Indonesia adalah usia
Tantangan pengembangan UMKM
Dampak pandemi covid 19 pada sektor UMKM, jumlah repondiksi yaitu ada 77,95% yang terdapat covid 19
Framework Pengembangan UMKM
Rendahnya kesadaran pencatatan keuangan UMKM menyebabkan adanya asymmetric information sebagai lembaga keuangan bank yang mempengaruhi kinerja penyaluran kredit UMKM.
PENUTUP
Dengan diadakan webinar ini kita selaku mahasiswa dan peserta lainnya bisa mengetahui lebih jelas mengenai peran UMKM dan bisa mengembangkan potensi kita untuk meningkatkan keterampilan kita. Dalam bidang akademik webinar ini sangat memberikan manfaat yang cukup besar yaitu bisa membangitkan kita menjadi pengusaha. Oleh karena, semakin banyak mengikuti webinar mengenai bisnis ilmu yang kita dapatkan akan semakin banyak. Seperti yang menteri keuangan (menkeu) Sri Mulyani Indrawati katakan bahwa sertifikasi halal gratis bagi UMKM merupakan langkah awal untuk bisa terus mendukung UMKM Indonesia, tidak hanya eksis di dalam negeri namun juga secara global.
Dengan adanya seminar ini bisa lebih semangat lagi untuk bangkit kembali meningkatkan perekonomian, terutama didukung dan didorong oleh UMKM dan juga kemampuannya UMKM untuk memberikan keyakinan pada konsumen dalam negri maupun luar negeri dalam memproduksi produk produk halal yang saya harapkan makin meningkat dan menjadi yang terbesar di dunia menembus pasar dunia.